Sunday, October 02, 2005

Cara British Airways menghadapi rasialisme

Kejadian di bawah ini berlangsung dalam
penerbangan British Airways
antara Johannesburg dan London. Seorang wanita
kulit putih Afrika Selatan
berusia sekitar 50 tahunan duduk di samping
seorang pria berkulit hitam.

Hal ini agaknya mengganggu wanita ini sehingga
dia memanggil pramugari.
"Nyonya, ada masalah apa?", tanya pramugari .

"Anda tidak melihat apa yang terjadi?" tanya
wanita
itu.
"Anda menempatkan saya di samping pria berkulit
hitam. Saya keberatan
duduk di samping orang yang tergolong menjijikan
seperti itu.
Berikan saya kursi pengganti."

"Tolong tenang dulu," jawab sang pramugari.
"Hampir semua kursi dalam pesawat ini telah
terisi.
Akan saya lihat
dulu kalau-kalau masih ada kursi yang kosong."

Pramugari itu pun berlalu dan kembali lagi
beberapa menit kemudian .
"Nyonya, seperti yang telah saya perkirakan, tidak
ada lagi kursi kosong
di kelas ekonomi. Saya sudah berbicara dengan
kapten dan dia bilang kalau
masih ada satu kursi kosong di kelas bisnis. Juga
ada satu kursi
kosong di kelas utama (first class)."

Sebelum wanita itu berkata apa-apa, pramugari itu
pun melanjutkan
kata-katanya: "Perusahaan kami biasanya tidak
memperbolehkan
penumpang dari kelas ekonomi untuk duduk di
kelas utama. Namun,
dalam situasi semacam ini, kapten merasa bahwa
akan sangat memalukan
membiarkan seorang penumpang
duduk di samping penumpang lain yang begitu
menjijikan."

Pramugari itu lalu berpaling kepada pria berkulit
hitam itu dan! berkata,
"Karena itu Pak, jika Anda berkenan, silakan
kemasi
bawaan Anda, dan
pindahlah ke bagian kelas utama"

Seketika itu juga, penumpang lain yang masih
terkejut oleh apa yang baru
saja terjadi, serentak berdiri dan memberi tepuk
tangan penghormatan.

Sebuah cara jitu untuk memerangi rasialisme baru
saja ditunjukkan oleh
British Airways.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home