Sunday, May 29, 2005

balasan surat dari tuhan

Seorang bocah yang sangat ingin melanjutkan sekolah, tetapi orang tuanya tidak mempunyai uang untuk membiayai sekolahnya. Lagipula ibunya yang sedang sakit membutuhkan biaya untuk membeli obat. Akhirnya dia memutuskan untuk menulis surat kepada Tuhan :

Kepada Yth
Tuhan
di Surga

Tuhan yang baik, saya mau melanjutkan sekolah, tapi orang tua saya tidak punya uang.
Ibu saya juga sedang sakit, mau beli obat. Tuhan saya butuh uang Rp 20.000 utk beli obat ibu, Rp 20.000 untuk membayar uang sekolah, Rp 10.000 untuk membayar uang seragam, dan uang buku Rp 10.000. Jadi semuanya Rp 60.000 Terima kasih Tuhan, saya tunggu kiriman uangnya.

Dari : Rio


Rio pun pergi ke kantor pos untuk mengirim suratnya. Membaca tujuan surat tersebut, petugas kantor pos merasa iba, sehingga tidak tega mengembalikan suratnya. Bingung mau di kemanain surat itu, akhirnya petugas pos itu menyerahkannya ke kantor polisi terdekat. Membaca isi surat itu, Komandan polisi merasa iba dan tergerak hatinya
utk menceritakan hal tsb kepada anak buahnya. Walhasil, para polisi pun mengumpulkan dana utk di berikan ke Rio, tetapi dana yang terkumpul hanya Rp 55.000,-

Sang Komandan pun memasukkan uang yang terkumpul ke dalam amplop, menuliskan
keterangan : " Dari Tuhan di Surga " dan menyerahkan ke anak buahnya utk di kirimkan kepada Rio.

Menerima uang tsb, Rio merasa sangat senang permintaannya terkabul, walaupun yang di terima hanya Rp 55.000,-. Rio pun bergegas mengambil kertas dan pensil, dan mulai menulis surat lagi :

TUHAN LAIN KALI KALO MAU KIRIM UANG, JANGAN LEWAT POLISI, KARENA KALO LEWAT POLISI DI POTONG RP 5.000,-

Friday, May 27, 2005

Mr. "J" The First

Bisa bikin cerita panjang yang semua katanya dimulai pakai huruf J?

Nih contohnya:

Jeng Juminten janda judes, jelek jerawatan, jari jempolnya jorok. Jeng juminten jajal jualan jamu jarak jauh Jogya-Jakarta. Jamu jagoannya: jamu jahe. "Jamu-jamuuu..., jamu jahe-jamu jaheee...!"

Juminten jerit-jerit jajakan jamunya, jelajahi jalanan. Jariknya jatuh, Juminten jatuh jumpalitan. Jeng Juminten jerit-jerit: "Jarikku jatuh, jarikku jatuh..."

Juminten jengkel, jualan jamunya jungkir-jungkiran, jadi jemu juga. Juminten jumpa Jack, jejaka Jawa jomblo, juragan jengkol, jantan, juara judo. Jantungnya Jeng Juminten janda judes jadi jedag-jedug. Juminten janji jera jualan jamu, jadi julietnya Jack. Johny justru jadi jealous Juminten jadi juliet-nya Jack. Johny juga jejaka jomblo, jalang, juga jangkung. Julukannya, Johny Jago Joget.

"Jieehhh, Jack jejaka Jawa, Jum?" joke-nya Johny. Jakunnya jadi jungkat-jungkit jelalatan jenguk Juminten.
"Jangan jealous, John..." jawab Juminten.

Jumat, Johny jambret, jagoannya jembatan Joglo jarinya jawil-jawil jerawatnya Juminten. Juminten jerit-jerit: "Jack, Jack, Johny jahil, jawil-jawil!!!" Jack jumping-in jalan, jembatan juga jemuran. Jack jegal Johny, Jebreeet..., Jack jotos Johny. Jidatnya Johny jenong, jadi jontor juga jendol... jeleekk.

"John, jangan jahilin Juminten...!" jerit Jack...

Jantungnya Johny jedot-jedotan, "Janji, Jack, janji... Johnny jera..." jawab Johny.

Juni, Jack jadikan Johny join jualan jajajan jejer Juminten. Jhony jadi jongosnya Jack-Juminten, jagain jongko, jualan jus jengkol jajanan jurumudi jurusan Jogja-Jombang, julukannya Jus Jengkol Johny "jolly-jolly jumper."

Jumpalagi, jek...!!!


(jangan joba-joba jikin jerita jayak jini jagi ja...!!! jusah...!!!)

Tuesday, May 24, 2005

italian sin on world war 2

This elderly Italian guy goes to his parish priest and asked if he would hear his confession. The priest assured him that he would, and the two took up the customary positions on either side of the divider.

"Well, Father," began the old man, "At the beginning of World War II a beautiful Jewish woman knocked on my door and asked me to hide her from the Germans. So I hid her in my attic, and they never found her.

" "That's a wonderful thing," interjected the priest, "But it's certainly nothing
you need to confess!"

"It's gets worse Father," continued the elderly fellow, "I was weak and I told
her that she had to repay me for hiding her, by providing me with sexual favors."

The priest contemplated this disclosure for a minute and then responded,
"Well, it was a very difficult time, and you took a very large risk. You would have suffered terribly at their hands if the Germans had found you hiding her. I know that God, in his wisdom and mercy, will balance the good and the evil of your acts, and judge you kindly."

"Thank you Father," said the old man. "That's a load off my mind! Can I ask another question?"

"Of course, my son," said the priest.

The old man asked, "Do I have to tell her that the war is over?"

orang batak menguasai indonesia

BBM naik, hidup tambah SIMANUNGKALIT
-Harga2 NAEK, SAGALA PANDAPOTAN
MANURUNG,
-Banyak SIHOTANG
-Hidup bagaikan mendaki TOBING
-Tak ada lagi HARAHAP
-Kepala pusing sampai SIBUTAR BUTAR
-Rambut rontok dan nyaris POLTAK
-Jumlah rakyat miskin sudah PANGARIBUAN
-Anak-anak menangis MARPAUNG-PAUNG
-Otak sudah SITOMPUL
-Tapi kita masih diminta ! sabar SITORUS
-Jangan putus HARAHAP katanya
-Mintalah PARLINDUNGAN,
-supaya BONAR-BONAR selamat .......

-BUTET dah ... !!

Friday, May 20, 2005

anak sukses vs anak berbakti

Darsono, Wardi, Sugeng dan Jono janjian mengadakan reuni di Restoran Guyon-yook. Sambil makan, mereka berempat ber-bincang sambil bernostalgia. Setelah makan Darsono pamit meninggalkan temannya sebentar untuk nyanyi karaoke, "Minta lagu apa Rek? Last
Kiss tah?"

Sambil mendengarkan Darsono nyanyi, temannya melanjutkan obrolan mereka.
"Bagaimana anak anakmu Geng?" tanya Wardi ke Sugeng.

Sugeng bercerita, "Oo, baik saja, anak saya kan dua. Yang cewek ikut suaminya jadi Kapolres di Medan. Sedangkan yang cowok sudah jadi boss, pabriknya dua, pabrik sepatu dan pabrik mie. Tapi ya gitu..., saya yang jadi bapaknya saja ndak pernah dibelikan motor sama sekali, eeeh... pas kemarin pacarnya ulang tahun dibelikan BMW 318i gress."

"Lha kalau anakmu War?" Wardi pun bercerita, "Anakku tiga cowok semua, yang dua kerja di Amerika, yang bonthot sekarang sudah jadi direktur developer rumah.
Tapi agak gendeng juga anak saya yang bonthot ini. Rumah bapaknya sudah doyong dibiarkan aja, tapi waktu kemarin pacarnya ulang tahun di belikan rumah baru."

"Kalau kabar anakmu bagaimana Jon?" Sekarang Jono yang cerita, "Anak saya empat, cowok satu, cewek tiga. Sekarang sudah pada mandiri. Yang paling sukses ya anakku yang cowok. Sekarang jadi pialang saham. Cuman ya agak nggak bener juga. Lha... saya ini nggak pernah di kasih uang sama sekali, tapi kemarin waktu pacarnya ulang tahun di kasih deposito 100 juta."

Setelah Jono cerita, Darsono selesai karaoke, "Nyritain apa sih Rek?".

"Ini lho Dar, pada nyritain anaknya, gimana anakmu Dar?" tanya Jono.

Setelah nyalain rokok, Darsono mulai cerita,
"Anakku cuma satu, tapi payah. Aku ingin dia jadi ABRI, eeeh malah jadi bencong. Sudah lima tahun dia buka salon, dari dulu sampek sekarang ya teteeep aja
nyalon. Tapi meskipun bencong dia tetep anak ku. Apalagi dasarnya anaknya itu baik, pergaulan nya luas dan sayang sama bapaknya. Setiap dapat rejeki saya pasti diberi. Kemarin pas dia ulang tahun, ada temannya yang ngado BMW 318i gress, rumah baru, dan
deposito 100 juta. Dia bilang semua itu buat bapak saja, dia tetep seneng buka salon saja katanya.

quis: berapa jumlah pacar si bencong? sebutkan! hahaha..)

Thursday, May 19, 2005

PANCASILA [ versi panca bahasa ]

Pancasila (Batak Toba)


1. Dang adong na pajago-jagohon di jolo ni Debata
2. Maradat tu sude jolma
3. Punguan ni halak Indonesia
4. Marbadai ... marbadai, dungi mardame
5. Godang pe habis saotik pe sukkup


Pancasila (Jawa Ngoko)


siji: Gusti Alllah ora ono koncone
loro: Dadi wong ojo kejem-kejem
telu: Indonesia bersatu kabeh
papat: karo tonggo-tonggo nek ono masalah diomongno bareng-bareng
limo: mangan ga mangan sing penting kumpul


Poncosilo(jawa kromo)


kaping setunggal: Gusti ingkang Maha satunggal
Kaping kalih: Tiang ingkang Adil lan beradab
kaping tiga: persetunggalan Indonesia
kaping sekawan: Kerakyatan ingkang dipimpin kaliyan hikmat lan kewicaksonoan dateng permusyawaratan kang diwakilkan.
kaping gangsal: Adil kang sosial kangge sakabehe tiang Indonesia


Pancasila (Sunda)


hiji: Gusti Allah nu ageng pisan
dua: ka sorangan teh sikapna kudu sami, ulah di beda-beda keun
tilu: Indonesia kuduna mah jadi hiji
Opat: Rakyat Indonesia saena pang mutuskeun sesuatu teh disepakat keun heula. Biar bager lan bijaksana
Lima: Ceunah teh sikap sosialna kudu adil hiji sareng lainna.


Pancasila(Palembang)


sute: Tuhan ne sute tu'la
due: jelme harus khapat same rate
tige: jelme Indonesia ne bersatu padu
empat: jeleme Indonesia ne diketuci ngai hikmah dimane ngedapatkan jawaban dadi gegale masalah
Leme: kesameratean hidup ne jelmekangok Indonesia...


Pancasila(Ambon)


1. Torang samua tawu cuma ada Tuang Allah yaitu Tete manu...
2. Orang ambon samu harus tau adat
3. acang deng obet harus bisa baku bae
4. Paitua deng maitua harus bae-bae di rumah rakyat
5. samu harus bisa jaga diri karna ambon lapar makan orang..........


Pancasila (Manado)


1. Cuma boleh ba satu Tuhan
2. Selalu adil kong ja pake ontak
3. Torang samua satu, Bangsa Indonesia
4. Tu rakyat musti selalu bakumpul kong bicara bae-2 supaya selalu ada kaputusan gagah yang semua trima deng sanang hati.
5. voor seluruh rakyat Indonesia, nyanda ada tu jabaku kase beda-2 perlakuan...


Pancasilo (Padang) (lambang-2 dalam pancasila)


ciek: Bintang Basagi Limo
duo: Rantai pangikek kudo
tigo: pohon baringin gadang tampek kito bacinto
ampek: kapalo banteng angek garang
limo: padi jo kapeh tampek kito mancari sasuok
nasi

save sex = save married

Seorang cowok udah mau kawin, he got nothing to complain about ceweknya....cantik, pintar, kaya, pokoknya kalau dia kawin, jadi perkawinan ideal bagi si cowok deh....
cuman satu problem....
calon ibu mertuanya lebih cantik dari anaknya dan geniittt banget......tiap dia
main kerumah ceweknya, si calon mertuanya itu pasti lenggak lenggok lewat sambil memamerkan gerakan tubuh yang aduhai......

Suatu hari dia diundang makan malam ke rumah ceweknya....begitu dateng, yang menyambut si ibu ca-mer ini, si ca-mer bilang kalau suami sama anaknya lagi keluar rumah dan baru balik satu jam lagi.....
pokoknya si ibu ca-mer ini secara explisit mengajak cowok ini untuk bercinta ria....
katanya "mumpung kamu belom kawin......"
akhirnya si ibu ngasih ultimatum.....
"silahkan pikirkan dan decide sendiri.... kalau kamu mau, I'll be waiting in the bedroom upstairs...tapi kalau kamu 'nggak mau, you know where the door is......"
abis bilang gitu, si ibu berlenggak lenggok ke atas sambil melemparkan senyum genit....
lama si cowok termenung...

akhirnya dengan langkah gontai dia buka pintu dan keluar rumah.....
ternyata.. begitu lewat pintu, si calon bapak mertuanya udah menunggu diluar dengan air mata haru....
dia dipeluk sama si bapak sambil bilang,
"welcome to the family...it's a little test that we do....we want to know what kind of person our daughter will be marrying...."
katanya gitu...... dan, apakah kamu tau pesan moral pada cerita ini?????


*always keep your condom in your car*

he...he..he...., padahal si cowok aslinya cuman mau ngambil kondom dulu ke mobilnya.....he..he..he..

Thursday, May 12, 2005

sejenak sendu

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit.
Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.

Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku
kelihatannya membawanya,Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.
"Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya.
Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku,
jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!"
Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!"
Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas.

Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah
belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? ...
Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!"
Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya
tiba-tiba mulai menangis meraung-raung.

Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, "Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi."
Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan
seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia
melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas
propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut, "Kedua anak kita memberikan
hasil yang begitu baik...hasil yang begitu baik..."
Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa gunanya? Bagaimana
mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?"
Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku." Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. "Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu
keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!" Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, "Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang
kemiskinan ini." Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi
meneruskan ke universitas.

Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia
menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: "Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari
kerja dan mengirimu uang."
Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.

Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke
tahun ketiga (di universitas).

Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!"

Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku
menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah
adikku?" Dia menjawab, tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?"

Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku tidak perduli omongan siapa
pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu..."

Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu."
Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan
kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. "Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!" Tetapi katanya, sambil tersenyum, "Itu adalah adikmu yang
pulang awal untuk membersihkan rumah ini.Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.."
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya.
"Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya.
"Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya
bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan..."
Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau.
Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."

Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut.
Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.

Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia
mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"

Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. "Pikirkan kakak ipar--ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya
menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?"

Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: "Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!"
"Mengapa membicarakan masa lalu?" Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, "Siapa yang
paling kamu hormati dan kasihi?" Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku."

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. "Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah.
Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari
kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup,
saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.
Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku." Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

Diterjemahkan dari : "I cried for my brother six times"

karma bagi agamawan

Seorang biksu diperintah oleh raja untuk mendampingi sang pangeran ke hutan untuk
berburu rusa. Selama berburu bidikan panah sang pangeran selalu tidak mengenai sasaran, sang pangeran sangat geram dan tanpa ia sadari ia berkata kasar "Bangsat bidikanku meleset ","Husss "kata si biksu,"Pangeran tidak boleh berkata kasar, apa pangeran tidak takut pada dewa petir yang selalu menghukum orang-orang yang berbicara kasar".

"Persetan dengan dewa petir, pokoknya hari ini aku harus pulang dengan membawa hasil
buruanku".jawab sang pangeran sambil membidik seekor rusa buruannya.

Tapi memang hari itu pangeran sedang sial, bidikannya meleset lagi dan tentunya sang
pangeran makin marah,"Bangsat..bidikanku meleset lagi".Sang biksu kembali menasehati
sang pangeran, tapi kali ini dengan dibarengi ancaman "Kalo sekali lagi pangeran bekata kotor maka saya tidak akan segan memohon pada dewa petir untuk menghukum pangeran."Kata biksu yang mulai marah karena nasehatnya ngga digubris oleh sang pangeran.

Mendengar ancaman sang biksu,sang pangeran malah merasa tertantang "bangsat..bangsat...bangsat..1000X bangsat..ayo,mana dewa petirmu..mana ".

Sang biksupun lansung berdoa, meminta dewa petir untuk menghukum sang pangeran yang mulai lancang, dan tiba-tiba langit mendung...angin bertiup sangat kencang.....entah dari mana datangnya tiba-tiba"DHUUUUAAAAAAARRR...AR....AR....AR"

Petir menyambar, tapi aneh..petir itu menyambar sang biksu, padahal ia sama sekali ngga pernah berkata kasar.

Sang pangeran berdiri disamping mayat biksu yang gosong karena tersambar petir, dan bertanya pada dewa petir "Wahai dewa petir, aku yang berbicara kasar tapi kenapa biksu ini yang engkau sambar".

Dewa petir menjawab,"Bangsat..bidikanku meleset!!"

seorang atheis yang bodoh

Seorang Atheist sedang berjalan di tengah hutan. "Wah! sungguh indah pohon-pohon, sungai dan binatang-binatang disini!" katanya sambil menikmati pemandangan disekelilingnya.

Saat sedang berjalan dipinggiran sungai, tiba-tiba ia mendengar suara dari balik semak. Seekor beruang besar setinggi 2 meter muncul menyerangnya. Dia berusaha lari, tapi malah tersandung dan tersungkur ke tanah. Pada waktu ia berusaha untuk bangun, ia melihat beruang itu sudah tepat diatasnya dengan cakarnya yang sudah siap
merobek-robek.

Si Atheist kontan menjerit,"O Tuhaaannn...!!!" dan mendadak waktu berhenti. Beruang itu menjadi diam, aliran sungai terhenti dan seisi hutan menjadi sepi. Seberkas sinar muncul menerpa wajah dan suara dari langit terdengar, katanya, "Selama ini kau
menentangKu, menghasut semua orang bahwa Aku ini tidak ada, serta menyangkal semua
ciptaanKu. Berani-beraninya kau menyebut namaKu untuk minta tolong!Haruskah Aku menolongmu?"

"Mungkin terlalu munafik dan tidak adil bagiMu jika aku mendadak meminta untuk menganggapku orang kristen dan langsung menolongku",jawab si Atheist, "tapi sudikah Kau menjadikan beruang ini Kristen?" Suara itupun menjawab, "Baiklah".
Sinar surgawi itupun lenyap dan seketika itu juga semua kembali seperti semula. Beruang itu masih berdiri di depan si Atheist namun tidak jadi menyerangnya, malah melipat kedua cakarnya, menundukkan kepalanya sambil berkata, "Ya Tuhan, berkatilah makanan ini... agar menjadi kekuatan bagiku untuk memuliakan namaMu... Amin.."

(dan sadarlah orang atheis itu apa artinya "sentuhan midas!!!")

the teacher

"teacher", in basa Jawa is "guru" it's has 'jarwo dosok'. guru is made from the words diGuyu lan disaRU. here is the stories...

TEACHER : Maria, go to the map and find North America.
MARIA : Here it is!
TEACHER : Correct. Now class, who discovered America?
CLASS : Maria!
_________________________________________

TEACHER : Why are you late, Frank?
FRANK : Because of the sign.
TEACHER : What sign?
FRANK : The one that says, "School Ahead, Go slow."
_________________________________________

TEACHER: John, why are you doing your math multiplication on the floor?
JOHN : You told me to do it without using tables!
_________________________________________

TEACHER : Glenn, how do you spell "crocodile?"
GLENN : K-R-O-K-O-D-A-I-L"
TEACHER : No, that's wrong
GLENN : Maybe it s wrong, but you asked me how I spell it!
_________________________________________

TEACHER : Donald, what is the chemical formula for water?
DONALD : H I J K L M N O!!
TEACHER : What are you talking about?
DONALD : Yesterday you said it's H to O!
_________________________________________

TEACHER : Winnie, name one important thing we have today that we didn't have ten years ago.
WINNIE : Me!
_________________________________________

TEACHER &n bsp; : Goss, why do you ! always get so dirty?
GOSS : Well, I'm a lot closer to the ground than you are.
_________________________________________

TEACHER : Millie, give me a sentence starting with "I."
MILLIE : I is...
TEACHER : No, Millie..... Always say, "I am."
MILLIE : All right... "I am the ninth letter of the alphabet."
_________________________________________

TEACHER : Can anybody give an example of COINCIDENCE?
TINO: Sir, my Mother and Father got married on the same day, same time."
_________________________________________

TEACHER: George Washington not only chopped down his father's cherry tree, but also admitted doing it. Now, Louie, do you know why his father didn't punish him?"
LOUIS : Because George still had the ax in his hand.
_________________________________________

TEACHER : Now, Simon, tell me frankly, do you say prayers before eating?
SIMON : No sir, I don't have to, my Mom is a good cook.
_________________________________________

TEACHER : Clyde, your composition on "My Dog" is exactly the same as your brother's. Did you copy his?
CLYDE : No, teacher, it's the same dog!;
_________________________________________

TEACHER : Harold, what do you call a person who keeps on talking when people are no longer interested?
HAROLD : A teacher.

bahaya mie instan

Informasi dari seorang dokter: "Keluarga kami berhenti mengkonsumsi mie instan sejak
lebih dari 5 tahun yang lalu setelah mengetahui tentang adanya BAHAN PLASTIK yg terdapat dalam mie instan tersebut."

Berikut pengakuan Dr. Suyadi dari RSCM, Jakarta:
Awalnya, keluarga kami adalah keluarga penggemar mie, apalagi kebetulan kami suami-istri bekerja. Karena sibuk maka mie instant menjadi pilihan utama makanan kami sekeluarga. Namun sejak kami menemukan bahan PLASTIK dalam mie instan tersebut, kami langsung berhenti mengkonsumsinya. Penelitian laboratoriumFakultas Kedokteran Univ. Indonesia membuktikan bahwa 100%, atau seluruh sampel mie instan yang beredar di pasaran MENGANDUNG BAHAN PLASTIK yang tentunya sangat berbahaya bagi pencernaan.

Dr. Hasan Budiman, kepala laboratorium Fakultas Kedokteran UI menyatakan, bahwa dalam seluruh sampel yang diambilnya di pasar swalayan, toko-toko, dan warung di wilayah DKI dan sekitarnya ditemukan bahan plastik yang tidak mungkin bisa dicerna dalam sistem pencernaan kita.
Luas diketahui bahwa plastik adalah bahan yang tidak mungkin terurai secara alamiah, dan merupakan bahan yang sangat berbahaya untuk dikonsumsi.


Yang mengejutkan, bahan-bahan plastik tersebut tidak jauh berbeda dengan bahan plastik PEMBUAT ALAT KEPERLUAN RUMAH TANGGA!!! Karena sifatnya yang tidak bisa diurai, maka plastik yang telanjur dikonsumsi akan menetap dalam tubuh kita dan ciri-cirinya dapat diketahui secara langsung.

Dalam beberapa kasus, wajah para penderita yang terlalu banyak mengkonsumsi Mie instan yang mengandung plastik dilaporkan makin mirip dengan ember,walaupun juga ada yang mirip gayung ....
bahkan sudah sering kita dengar seseorang menanggapi pertanyaan dari temannya dgn kata, "emm berrr..."

Jumlah plastik yang ditemukan dalam mie instan tersebut sangat beragam, mulai dari 2 sampai 5 plastik per kemasan. Namun umumnya, plastik-plastik tersebut ditemukan dalam ukuran relatif kecil, dilengkapi dengan tulisan di atasnya, misalnya "Bumbu", "Saus Cabe", "Minyak Sayur" dan sebagainya :))